Selasa, 18 September 2018

RESENSI BUKU “Mohammad Hatta : Hati Nurani Bangsa” karya Deliar Noer.

RESENSI BUKU 

“Mohammad Hatta : Hati Nurani Bangsa” karya Deliar Noer.






Biodata Buku :
Judul : Mohammad Hatta, Hati Nurani Bangsa 1902-1980
Penulis : Deliar Noer
Penerbit : Kompas

Cetakan : II, 2012
Tebal : 182 hlm


Dalam buku ini, Deliar Noer membagi kisah hidup Hatta dibagi dalam delapan bagian yakni “Masa Kecil di Bukittinggi dan Padang”, “Remaja di Padang dan Jakarta”, “Matang dengan Pergerakan”, “Masa Pergerakan di Jakarta, Digul, dan Banda Neira”, “Di Bawah Pendudukan Jepang”, “Perang Kemerdekaan”, “Wakil Presiden di Masa Merdeka Penuh”, dan ”Sebagai Warga Negara Biasa”.

Pada bagian pertama, Deliar Noer menceritakan kisah masa kecil Hatta di Bukittinggi dan Padang pada tahun 1902 – 1917. Kisah Hatta seperti perkenalan dia dengan lingkungan pedagang, pengaruh keluarga yang islamis pada diri Hatta, dan awal mula kedisiplinan Hatta terhadap waktu diceritakan di bagian ini. Kematangan Hatta mulai tumbuh ketika ia belajar di Belanda dari 1921 sampai 1932. Setelah kepindahannya ke Indonesia, pada 1949 Hatta kembali ke Belanda, tetapi bukan sebagai anak jajahan melainkan sebagai delegasi Indonesia untuk menerima pengakuan kedaulatan negerinya, suatu seruan bagi pemerintahan kolonial Belanda. Langkah pertama Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa adalah melalui Perhimpunan Indonesia (PI) yang didirikan di Belanda. PI di bawah kepemimpinan Hatta merupakan poster depan di luar negeri bagi perjuangan di tanah air. Selain itu, Hatta juga sangat giat memperkenalkan perjuangan Indonesia di luar negeri. Ia datang ke berbagai kongres di Eropa dengan membawa nama Indonesia bukan Hindia Belanda untuk menuntut adanya kemerdekaan bagi tanah air dan bangsa-bangsa Asia lainnya. Setelah kemerdekaan berlalu, Soekarno diangkat menjadi presiden Republik Indonesia dan Hatta menjadi wakilnya. Soekarno yang terdorong oleh emosi, namun ini yang membuat Hatta dan Soekarno saling melengkapi satu sama lain dalam era Dwitunggalnya. Walaupun tidak selalu sepemikiran, Hatta dan Soekarno tetap dapat bekerjasama dengan baik. Tapi hal ini tidak berlangsung lama, pada 1956 Hatta mengundurkan diri sebagai wakil presiden. Hatta menilai Soekarno sudah terlalu melenceng dari cita-cita awal mereka berdua. Baginya kebijakan Soekarno membentuk Demokrasi Terpimpin, membubarkan DPR, dan mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup menunjukan kediktatoran Soekarno yang ingin menguasai negara dan menodai cita-cita demokrasinya. Padahal Hatta sudah sering mengingatkan Soekarno melalui surat-suratnya, namun tak mendapat sambutan dari Soekarno. Ia tak dapat berbuat banyak untuk menyadarkan kawan dwitunggalnya itu.

Pada bagian terakhir dalam kehidupan Hatta, Deliar Noer menjabarkan beberapa kisah Hatta setelah melepas jabatan wakil presiden. Kisah – kisah seperti kunjungan Hatta ke Republik Rakyat Cina, ikut serta dalam perundingan dengan Jepang, dan kegiatan – kegiatan berhubungan dengan koperasi diceritakan dengan ringkas pada bagian ini. Walau telah tidak menjabat, Hatta diceritakan sering memberikan pendapat dan kritik atas pemerintah.
Hingga pada tanggal 14 Maret 1980, perjuangan dan kisah pergumulannya dengan nasib harus berhenti.


Jumat, 10 Januari 2014

Pembuatan Kandang Sapi Pedaging

Pembuatan Kandang Sapi Pedaging

Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam sistem perkandangan intensif adalah sebagai berikut :
          a.      Tata letak kandang 
1)      Letak kandang memungkinkan sinar matahari pagi masuk secara merata dan kandang harus terlindung dari angin langsung.
2)      Letak kandang harus agak jauh dari rumah. Jarak kandang yang baik adalah 10 m dari rumah dan sumur.
          
           b.      Model Kandang
      
   
  Kandang Individual yaitu kandang yang dibuat untuk tujuan pemeliharaan 1 ekor sapi. Kandang Koloni yaitu kandang yang dibuat untuk pemeliharaan dalam satu kandang dipelihara beberapa ekor sapi. Jika membangun kandang tunggal, sebaiknya dibuat menghadap ke timur. Namun, jika membangun kandang koloni, buatlah membujur utara -  selatan.
   
            

             
      c.       Kontruksi Kandang 


 
 Kontruksi kandang mekan tempat ternak untuk tumbuh dan berkembang, maka     kontruksi kandang harus memenuhi persyaratan teknis yang benar.  Dinding kandang berfungsi sebagai benteng agar ternak tidak lepas keluar, menahan terpaan angin.  Dinding dibuat tidak rapat agar udara di dalam selalu segar. Lantai kandang berfungsi alas ternak, tempat berpijak, tempat berbaring dan tempat beristirahat. Atap kandang berfungsi sebagai melindungi ternak dari panas matahari, hujan, dan udara dingin di waktu malam. Posisi kandang harus mendapatkan cukup sinarmatahari.  

  
 d. Ukuran Kandang

Ukuran kandang harus disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi dan jenis kandang yang digunakan, apakah kandang individu atau kandang kelompok. Umumnya, kebutuhan luas kandang sapi per ekor sekitar 1.5 x 2.5 m, 1.5 x 2 m, atau 1 x 1.5 m. Apa pun jenis kandang yang dibuat, baik kandang kelompok ataupun individu, peternak harus memenuhi kebutuhan luas kandang per ekor tersebut.

Senin, 09 Desember 2013

MENGENAL JENIS-JENIS SAPI PEDAGING


Untuk mengawali usaha ternak sapi pedaging, peningkatan produksi dan mutu sangat dipengaruhi oleh jenis sapi pedaging. Maka pengenAlan jenis sapi pedaging merupakan faktor yang sangat penting. Berikut beberapa jenis sapi pedaging :
     
     A.   Sapi Fries Holstein



Sapi yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan susu ini diintroduksi dari negri Blanda. Sapi ini tidak berpunuk dengan ciri warna tubuh berwarna belang hitam putih, dan memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi sehingga sapi-sapi jantannya sering dipelihara untuk digemukkan dan dijadikan sapi potong. Untuk penyebarannya di Indonesia khususnya di pulau Jawa hampir merata.

     
      B.      Sapi Ongole

Merupakan sapi keturunan sapi zebu dari India. Sapi ini memiliki ciri warna dominan putih, leher berglambir dan berpunuk. Awalnya sapi Ongole digunakan pemerintah kolonial Belanda untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, namun karena mudah beradaptasi dengan lingkungan setempat, sapi ini mampu berkembang di Pulau Jawa dan sekitarnya kususnya Pulau Sumba.


     C.      Sapi Madura

Sapi asli jawa ini adalah sapi hasil perkawinan silang antara Bos sondacius dan Bos indicius yang tumbuh dan berkembang di Madura. Sapi berpunuk dengan ciri warna kuning hingga merah bata ini, saat ini dilaporkan mengalami erosi genetis, sehingga untuk produksinya yang diukur dari pertambahan berat badannya dari tahun ketahun mengalami penurunan. Kebanyakan sapi ini digunakan bukan untuk diambil dagingya namun sapi ini umumnya digunakan untuk perlombaan karapan sapi.




     D.      Sapi Bali


Sapi lokal tak berpunuk dengan ciri warna dominan hitam untuk penjantan, merah bata untuk betina dengan warna putih di bagian kaki dan pantatnya ini merupakan keturunan banteng bos sondicus yang telah mengalami penjinakkan. Sapi bali merupakan sapi lokal dengan penampilan produksi yang cukup tinggi, kemampuannya dalam bereproduksi merupakan yang terbaik diantara sapi lokal lainnya. Dan untuk penyebarannya telah meluas di seluruh Indonesia, meskipun masih terkonsentrasi di Pulau Bali.

     E.       Sapi Brahman


Sapi Brahman ini adalah sapi keturunan dari sapi zebu (Bos Indicius) dari India. Di Amerika Serikat sapi ini berkembang cukup pesat bahkan melebihi perkembangan di negeri asalnya. Karena perkembangan yang cukup pesat,  sapi Brahman sering di exspor ke Australia dan dikawin silangkan dengan sapi asal Eropa. Keturunan sapi Brahman ini disebut australian brahman cross (ABC). Kelebihan sapi Brahman adalah mampu beradaptasi dengan lingkungan baru dan tahan gigitan caplak, hal ini yang menyebabkan sapi brahman menjadi primadona sapi pedaging tidak cuma di negri empat musim tapi di negeri-negeri beriklim tropis.



Disusun oleh : Manuayasa Mahendra